BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari
pemanfaatan makhluk hidup (bakteri,fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia,komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia,komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi
secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu.
Sebagai contoh, di bidang teknologi
pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad
ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidangpertanian, serta pemuliaan
dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu
dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang
terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan
signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis
Pasteur. Dengan alat
ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
Pada
masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju.
Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi
semisal rekayasa genetika,kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel
induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini
memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun
kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel
induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan
kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala.
Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur
jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk
unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman
biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan.Penerapan
bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan
hidup daripolusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak
bumi yang tertumpah
ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di
sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
B. PEMANFAATAN
BIOTEKNOLOGI
1. Pemanfaatan
Bioteknologi Dalam Bidang Pertanian
Dewasa ini telah banyak ditemukan bibit unggul dengan mengadakan hibridisasi sehingga mendapatkan varietas baru yang diinginkan. Melalui teknik hibridisasi telah didapatkan varietas unggul seperti kacang-kacangan dan serealia. Varietas padi yang bersifat unggul memiliki rasa yang enak, tahan penyakit, daya simpan lama dan berumur pendek.
Pengendalian hama dewasa ini telah dikembangkan melalui pengendalian hama secara biologis, karena penggunaan pestisida dapat menyeabkan hama menjadi resisten, sisa pestisida dapat mencemari lingkungan dan residunya tersimpan dalam tanaman yang akan menimbulkan berbagai masalah bagi kehidupan manusia. Pengendalian hama dpat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
Dewasa ini telah banyak ditemukan bibit unggul dengan mengadakan hibridisasi sehingga mendapatkan varietas baru yang diinginkan. Melalui teknik hibridisasi telah didapatkan varietas unggul seperti kacang-kacangan dan serealia. Varietas padi yang bersifat unggul memiliki rasa yang enak, tahan penyakit, daya simpan lama dan berumur pendek.
Pengendalian hama dewasa ini telah dikembangkan melalui pengendalian hama secara biologis, karena penggunaan pestisida dapat menyeabkan hama menjadi resisten, sisa pestisida dapat mencemari lingkungan dan residunya tersimpan dalam tanaman yang akan menimbulkan berbagai masalah bagi kehidupan manusia. Pengendalian hama dpat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
memanfaatkan predator alamiah, contoh : hama lebah
penyengatuntuk kupu-kupu artona yang merusak kelapa.
memutuskan siklus hidup hama, misalnya dengan
mengadakan rotasi tanaman
menggunakan bibit unggul tahan lama, misalnya VUTW
( Varietas Unggul Tahan Wereng )
Penyediaan
bahan makanan khususnya perbanyakan bibit tanaman dikembangkan teknik kultur
jaringan untuk perbanyakan tanaman perkebunan yang diperbanyak secara vegetatif
dan menghasilkan banyak tanaman klon dari sejumlah jaringan awal
2. Pemanfaatan
Bioteknologi Dalam Bidang Kesehatan
Bioteknologi di bidang kesehatan dewasa ini
difokuskan untuk penemuan obat-obatan dalam hal-hal seperti tersebut di bawah
ini :
Memerangi penyakit jantung dan saluran darah,
kanker dan kencing manis.
Mendapatkan antibiotika yang lebih baik dan lebih
murah untuk melawan penyebaran mikroorganisme menular yang telah menjadi
resisten terhadap antibiotika konvensional.
Menemukan vaksin untuk melawan virus (hepatitis,
influenza, rabies) dan penyakit malaria serta penyakit tidur.
Dapat melakukan uji diagnosis yang cepat dan tepat
untuk membantu dokter dalam menentukan diagnosis berbagai penyakit.
Penyempurnaan metode pencangkokan organ yang sesuai
agar tidak terjadi proses penolakan.
Penyempurnaan
teknik perbaikan kimia tubuh untuk menyembuhkan penyakit keturunan, misalnya
hemofili.
3. Pemanfaatan
Bioteknologi Dalam Bidang pangan
Mikroorganisme
sangat besar peranannya dalam bidang pangan. Mikroorganisme dapat mengubah
suatu bahan pangan menjadi bahan pangan lain dengan nilai gizi lebih tinggi,
rasa lebih enak, lebih mudah dicerna dan dengan penampilan lebih menarik.
Selain pengubahan bahan makanan mikroorgaisme itu sendiri dapat digunakan
sebagai sumber makanan oleh manusia maupun hewan
Hasil
pangan yang diproduksi oleh mikroorganisme sangat luas kisarannya, dari pangan
hasil fermentasi secara tradisional yang telah ada sejak zaman dahulu sampai
pada produk-produk mutakhir. Pangan hasil fermentasi yang telah ada sejak zaman
dahulu ialah roti, keju, yoghurt, anggur, bir, tempe, oncom, kecap dan
lain-lain. Produk-produk mutakhir, antara lain mikroprotein dan protein sel
tunggal. Peran yang dimainkan oleh mikroorganisme dalam produksi bahan pangan
meliputi penggunaan enzim mikroba atau metabolit yang lain, berbagai proses
fermentasi pangan dan pembiakan mikroorganisme tertentu dalam skala besar
sebagai bahan pangan .
Penggunaan
bioteknologi, sebagaimana ilmu pengetahuan lainnya kadang-kadang bersifat
embigu, yakni disatu sisi dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup manusia, tetapi disisi lain dapat dimanipulasi untuk tujuan destruktif.
Teknik rekayasa genetik misalnya, menjanjikan kepada kita antara lain dapat
menghilangkan berbagai jenis penyakit keturunan melalui “penggantian” gen. Pada
kondisi yang sama pembelokan tehnik ini bisa saja terjadi akibat munculnya
godaan, sehingga manusia melalui percobaannya dapat menciptakan manusia super
atau bahkan menciptakan monster maupun penjahat demi mencapai tujuannya.
4. Pemanfaatan
Bioteknologi Dalam Bidang Perternakan dan Perikanan.
Penggunaan
bioteknologi guna meningkatkan produksi peternakan meliputi:
1) teknologi produksi, seperti inseminasi
buatan, embrio transfer, kriopreservasi embrio, fertilisasi in vitro, sexing
sperma maupun embrio, cloning dan spliting.
2) rekayasa genetika, seperti
genome maps, masker asisted selection, transgenik, identifikasi genetik, konservasi
molekuler,
3) peningkatan efisiensi dan kualitas pakan,
seperti manipulasi mikroba rumen, dan
4) bioteknologi yang berkaitan dengan bidang
veteriner (Gordon, 1994 ; Niemann dan Kues, 2000).
Teknologi
reproduksi yang telah banyak dikembangkan adalah
a) transfer embrio berupa teknik Multiple
Ovulation and Embrio Transfer (MOET). Teknik ini telah diaplikasikan secara
luas di Eropa, Jepang, Amerika dan Australia dalam dua dasawarsa terakhir untuk
menghasilkan anak (embrio) yang banyak dalam satu kali siklus reproduksi.
b) kloning telah dimulai sejak
1980an pada domba. Saat ini pembelahan embrio secara fisik (spliting) mampu
menghasilkan kembar identik pada domba, sapi, babi dan kuda.
c) produksi embrio secara in vitro, teknologi
In vitro Maturation (IVM), In Vitro Fertilisation (IVF), In Vitro Culture
(IVC), telah berkembang dengan pesat. Kelinci, mencit, manusia, sapi, babi
dan domba telah berhasil dilahirkan melalui fertilisasi in vitro (Hafes,
1993).
Di
Indonesia, transfer embrio mulai dilakukan pada tahun 1987. Dengan teknik
ini seekor sapi betina mampu menghasilkan 20-30 ekor anak sapi (pedet)
pertahun. Penelitian terakhir membuktikan bahwa menciptakan jenis ternak unggul
sudah bukan masalah lagi. Dengan teknologi transgenik, yakni dengan jalan
mengisolasi gen unggul, memanipulasi dan kemudian memindahkan gen tersebut dari
satu organisme ke organisme lain, maka ternak unggul yang diinginkan dapat
diperoleh. Babi transgenik, di Princeton Amerika Serikat kini sudah berhasil
memproduksi hemoglobin manusia sebanyak 10-15% dari total hemoglobin manusia,
bahkan laporan terakhir mencatat adanya peningkatan presentasi hemoglobin
manusia yang dapat dihasilkan oleh babi transgenik ini.
Dalam
bidang perikanan, kebutuhan adanya penerapan teknologi sangat dinantikan,
mengingat adanya penangkapan ikan yang melebihi potensi lestari (over fishing),
banyaknya terumbu karang yang rusak dan dengan adanya peningkatan konsumsi
ikan.
Pada
tahun 1980 penelitian transgenik pada ikan telah dimulai dengan mengintroduksi
gen tertentu kepada organisme hidup lainnya serta mengamati fungsinya secara in
vitro. Dalam teknik ini, gen asing hasil isolasi diinjeksi secara makro ke
dalam telur untuk memproduksi galur ikan yang mengandung gen asing tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan ikan transgenik, yaitu:
1) isolasi gen (clone DNA) yang akan diinjeksi
pada telur,
2) identifikasi gen pada anak ikan yang
telah mendapatkan injeksi gen asing tadi, dan
3) keragaman dari turunan ikan yang diinjeksi
gen asing tersebut.
5. Manfaat
Bioteknologi Dalam Menyelesaikan Masalah Sosial
Molekul DNA dapat diisolasi dari sel kemudian dideteksi sehingga memberikan gambaran enzim retriksi yang khas pada setiap orang. Dalam kasus pembunuhan, pengadilan bisa melacak pelakunya bila penjahat meninggalkan sampel darah atau jaringan ditempat terjadinya kejahatan. Demikian pula kasus perebutan anak di pengadilan dapat diselesaikan denganadanya hasil tes DNA, karena anak memiliki kesamaan enzim retriksi dengan orang tuanya.
Molekul DNA dapat diisolasi dari sel kemudian dideteksi sehingga memberikan gambaran enzim retriksi yang khas pada setiap orang. Dalam kasus pembunuhan, pengadilan bisa melacak pelakunya bila penjahat meninggalkan sampel darah atau jaringan ditempat terjadinya kejahatan. Demikian pula kasus perebutan anak di pengadilan dapat diselesaikan denganadanya hasil tes DNA, karena anak memiliki kesamaan enzim retriksi dengan orang tuanya.
C. DAMPAK
BIOTEKNOLOGI
1. Dampak terhadap kesehatan
Produk-produk hasil rekayasa genetika memiliki
resiko potensial sebagai berikut:
a. Gen sintetik dan produk gen
baru yang berevolusi dapat menjadi racun dan atau imunogenik untuk manusia dan
hewan.
b. Rekayasa genetik tidak
terkontrol dan tidak pasti, genom bermutasi dan bergabung, adanya kelainan
bentuk generasi karena racun atau imunogenik, yang disebabkan tidak stabilnya
DNA rekayasa genetik.
c. Virus di dalam sekumpulan genom
yang menyebabkan penyakit mungkin diaktifkan oleh rekayasa genetik.
d. Penyebaran gen tahan antibiotik
pada patogen oleh transfer gen horizontal, membuat tidak menghilangkan infeksi.
e. Meningkatkan transfer gen
horizontal dan rekombinasi, jalur utama penyebab penyakit.
f. DNA rekayasa genetik dibentuk
untuk menyerang genom dan kekuatan sebagai promoter sintetik yang dapat
mengakibatkan kanker dengan pengaktifan oncogen (materi dasar sel-sel kanker).
g. Tanaman rekayasa genetik tahan
herbisida mengakumulasikan herbisida dan meningkatkan residu herbisida sehingga
meracuni manusia dan binatang seperti pada tanaman.
2. Dampak terhadap lingkungan
a. Tidak ada perluasan lahan, sebaliknya lahan
kedelai rekayasa genetik menurun sampai 20 persen dibandingkan dengan kedelai
non-rekayasa genetik. Bahkan kapas Bt di India gagal sampai 100 persen.
b. Tidak ada pengurangan pengunaan pestisida, sebaliknya
penggunaan pestisida tanaman rekayasa genetik meningkat 50 juta pound dari 1996
sampai 2003 di Amerika Serikat.
c. Tanaman rekayasa genetik merusak hidupan liar, sebagaimana
hasil evaluasi pertanian Kerajaan Inggris.
d. Bt tahan pestisida dan roundup tahan herbisida yang merupakan
dua tanaman rekayasa genetik terbesar praktis tidak bermanfaat.
3. Dampak terhadap etika moral
Penyisipan gen makhluk hidup lain yang tidak
berkerabat dianggap telah melanggar hukum alam dan kurang dapat diterima oleh
masyarakat. Pemindahan gen manusia ke dalam tubuh hewan dan sebaliknya sudah
mendapatkan reaksi keras dari berbagai kalangan. Permasalahan produk-produk
transgenik tidak berlabel, membawa konskuensi bagi kalangan agama tertentu.
Terlebih lagi teknologi kloning yang akan dilakukan pada manusia.
Bioteknologi yang berkaitan dengan reproduksi manusia
sering membawa masalah baru, karena masyarakat belum menerimanya. berikut ini
beberapa contoh mengenai masalah ini:
a. Seorang nenek melahirkan cucunya dari embrio
cucu yang dibekukan dalam tabung pembeku karena ibunya tidak mampu hamil karena
penyakit tertentu. Kemudian di masyarakat timbul sebuah pertanyaan "anak siapa
bayi tersebut?"
b. Pasangan suami istri menunda kehamilan.
Sperma suami dititipkan di bank sperma. beberapa tahun setelah suami meninggal,
sang janda ingin mengandung anak dari almarhum suaminya. Dia mengambil sperma
yang dititipkan di bank sperma. bagaimanakah staus dari anak tersebut ?
Bolehkah wanita tersebut mengandung anak dari suami yang telah meninggal
?
c. Meminta sperma oranng lain di bank sperma
untuk difertilisasi di dalam rahim wanita merupakan pelanggaran atau bukan
?
4. Dampak ekonomi
Terdapat suatu kecenderungan bahwa
bioteknologi tidak terlepas dari muatan ekonomi. Muatan ekonomi tersebut
terlihat dari adanya hak paten bagi produk-produk hasil rekayasa genetik,
sehingga penguasaan bioteknologi hanya pada lembaga-lembaga tertentu saja. Hal
ini memaksa petani-petani kecil untuk membeli bibit kepada perusahaan
perusahaan yang memiliki hak paten. Produk Bioteknologi dapat merugikan
peternak-peternak tradisional seperti pada kasus penggunaan hormon pertubuhan
sapi hingga naik sebesar 20%. hormon tersebut hanya mampu dibeli oleh
perusahaan peternakan yang bermodal besar. Hal tersebut menimbulkan suatu
kesenjangan ekonomi.
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Bioteknologi
secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu.
Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun
keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan
varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi
hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara
lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam
jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan
signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat
ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
Pada
masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju.
Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal
rekayasa genetika, kultur jaringan, rekombinan DNA, pengembangbiakan sel induk,
kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh
penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan,
seperti kanker ataupun AIDS.
1.2. Rumusan Masalah
1. 2.1 Bagaimana manfaat perkembangan
bioteknologi bagi kehidupan sehari-hari?
1.2.2
Bagaimana dampak negatif bioteknologi bagi kehidupan sehari-hari?
1.3. Tujuan
1. 3.1 Untuk mengetahui
manfaat perkembangan biteknologi bagi kehidupan sehari-hari
1.3.2 Untuk
mengetahui dampak negatif perkembangan teknologi bagi kehidupan sehari-hari.
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Penerapan prinsip-prinsip ilmiah dan rekayasa pengolahan
bahan oleh agen-agen biologi seperti mokroorganisme, sel tumbuhan, sel hewan,
manusia, dan enzim untuk menghasilkan barang dan jasa. Pemanfaatan bioteknologi
digunakan dalam bidang pertanian, makanan, kesehatan dan lingkungan sehingga
sangat bermanfaat bagi kesejahteraan manusia. Selain memiliki manfaat,
penerapan bioteknologi juga memiliki dampak negatif, di anataranya dalam bidang
lingkungan, kesehatan, sosial-ekonomi dan pada bidang etika.
B. Saran
Dalam menerapkan bioteknologi, kita sebagai manusia yang memiliki naluri
seyogiannya dapat menerapkannya sesuai dengan norma-norma agar dampak negative
dari penerapan bioteknologi dapat kita netralisir. Semoga dengan adanya makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca mengenai bioteknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar